Senin, 26 Februari 2024

Cerpen

 Cinta Sifi

Oleh:Nur Rochmatun Nisa

Namanya Sifi Apriliana. Sifi mencintai teman sekelasnya yang bernama Reza. Tetapi Reza tidak mengetahui bahwa Sifi mencintainya. Sifi sangat mencintai Reza. Menurut Sifi,Reza itu ganteng, manis, lucu dan sopan. Saat di sekolah Sifi melihat Reza tersenyum.senyumnya itu manis sekali hingga gula pun kalah dengan manisnya senyuman Reza. Karena itulah Sifi sangat mencintai Reza.

Di kelas, Sifi melihat Reza sedang tertidur. Saat Reza membuka mata, mata Reza seolah tertuju kepada Sifi yang berada tak jauh dari Reza. Sifi terkejut karena pada saat itu Sifi sedang memandang Reza.

"Masyaallah manis banget." Kata Sifi dalam hati.

Saat jam pembelajaran berlangsung Sifi tidak bisa fokus dengan materi yang disampaikan guru di depan. Mata Sifi selalu tertuju kepada Reza. Sedangkan Reza fokus ke pelajarannya.

Jam istirahat telah tiba. Sifi pergi ke kantin untuk membeli jajanan. Sifi melihat Reza yang sedang membeli some kuah. Jarak antara Sifi dengan Reza agak jauh. Reza menatap Sifi dengan senyum manis yang terukir di bibir Reza. Sifi membalasnya dengan senyum ramah.

"Mimpi apa aku semalem." Kata Sifi dalam hati.

Sifi kembali ke kelas sambil memakan jajanan yang Sifi beli di kantin tadi.

Jam pulang sekolah telah tiba. Sifi pulang dijemput oleh ibunya. Sesampainya di rumah,Sifi langsung melepas sepatunya dan melangkah ke arah kamar tidurnya. Sifi tiduran sebentar di tempat tidurnya karena Sifi merasa lelah.

"Sekolah itu melelahkan...tapi karena ada Reza lelah itu hilang seolah Reza telah menyingkirkan rasa lelahku." Ucap Sifi.

Sifi bangun dari tempat tidurnya melangkah ke arah kamar mandi. Selesai mandi dan berganti baju, Sifi bermain gadget. Ada notifikasi pesan dari nomor yang tidak asing lagi bagi Sifi.

"Reza...ini nomornya Reza!" Kata Sifi dengan perasaan terkejut dan senang karena orang yang Sifi kagumi selama ini mengirim pesan kepadanya. Reza menanyakan tentang tugas yang diberikan oleh guru waktu di sekolah. Percakapan itu diakhiri oleh Reza.

Pagi sekali Sifi bangun untuk sholat subuh. Selesai sholat subuh, Sifi lalu membantu ibunya. Setelah itu sifi mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Kini sudah jam 06:15.Sifi lalu mengajak ibunya untuk mengantarnya ke sekolah. Di sekolah ternyata Reza sudah sampai lebih dulu dari Sifi. Mereka hanya berdua di dalam kelas. Suasana terasa hening didalam kelas itu. Setelah beberapa saat Reza mengawali percakapannya dengan Sifi.

"Haii Sifi...kamu udah mengerjakan tugas yang diberikan Bu Rina kemarin?" Tanya Reza kepada Sifi sambil berjalan ke arah Sifi.

"Sudah" jawab Sifi pelan.

"Punyamu bagaimana, sudah kamu kerjakan belum?" Tanya Sifi kepada Reza.

"Sudah, aku kerjakan tadi malam." Jawab Reza sambil memandang Sifi.

Jam pelajaran pertama berlangsung. Seperti biasa, Sifi tidak bisa fokus pelajaran. Sifi hanya fokus terhadap Reza. Sifi memikirkan kejadian tadi pagi.

"Apakah Reza juga suka aku? Kalau dilihat dari tatapannya tadi... kayaknya dalem banget.Aamiin aja deh hehehe" kata Sifi dalam hati sambil tersenyum.

Jam istirahat telah tiba. Kali ini Sifi tidak ke kantin karena temanya ingin bercerita tentang Reza. Sifi sangat penasaran dengan apa yang ingin diceritakan oleh temannya itu.

"Sifi, kamu tau sesuatu enggak?" Tanya temanya itu sambil berbisik.

"Yaa aku enggak tau lah...kan kamu belum cerita" jawab Sifi dengan nada agak sedikit keras.

"Jadi tuh gini. Reza itu ternyata sudah punya pacar, pacarnya itu sekolah di SMP Nusa indah" kata teman Sifi sambil berbisik.

"Apa...Jagan ngarang kamu ya!" Kata Sifi sambil berteriak. Semua orang yang berada dikelas terkejut dan memandang Sifi dengan tatapan heran. Mungkin mereka bertanya di dalam hati kenapa Sifi berteriak.

"Iya benar aku nggak bohong...aku tau dari temenku yang sekolah di SMP Nusa indah."Kata teman Sifi meyakinkan. Sifi langsung diam seribu bahasa memikirkan perkataan temannya tadi. Sifi tak sadar bahwa air mata Sifi sudah mengalir di pipi Sifi. Temannya menenangkan Sifi yang masih menangis.

Sifi tidak habis pikir. Padahal selama ini sikap Reza kepada Sifi seolah Reza menyukai Sifi.

"Mungkin saja Reza bukan jodohku" kata Sifi dalam hati.

"Atau mungkin Reza sedang dijaga oleh pacarnya" lanjut Sifi dalam hati.

Sifi tetap sayang Reza apapun keadaannya. Sifi masih berteman baik dengan Reza. Sifi masih bercanda tawa dengan Reza. Sifi ikhlas menerima cobaan yang menimpanya walaupun hati Sifi sakit karena Reza memiliki pacar. Sifi menahan rasa sakit itu supaya bisa terlihat baik-baik saja dan bisa bercanda tawa lagi bersama Reza.

0 komentar:

Posting Komentar